Senin, 13 Agustus 2012

tujuan ALLAH SWT menciptakan alam semesta

Allah menciptakan dunia tidak untuk main-main atau sendau gurau, tetapi Allah menciptakannya untuk suatu hikmah yang agung, sebagaimana firman Allah:

إِنَّا جَعَلْنَا مَاعَلَى اْلأَرْضِ زِينَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلاً

"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah diantara mereka yang terbaik perbuatannya". [Al Kahfi :7].

Allah menciptakan dunia tidak lain ialah sebagai ladang kampung akhirat dan kampung untuk beramal. Sedangkan akhirat sebagai kampung menuai balasan. Barangsiapa mengisi dunia dengan amal shalih, niscaya ia akan menuai keberuntungan di dua kampung tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang menyia-nyiakan dunianya, niscaya ia akan kehilangan akhiratnya.
Dunia bukanlah segala-galanya, akan mengalami kehancuran. Ia hanya jembatan penyeberangan belaka. Segala prasarana dan sarana yang Allah adakan di dunia ini, harta, kekuasaan dan lain-lain, semestinya dioptimalkan sebesar-besarnya untuk kepentingan yang lebih besar, meraih kehidupan akhirat yang paling baik.

Karena itu, pada hakikatnya dunia tidak tercela dzatnya. Pujian atau celaan tergantung pada tindak-tanduk seorang hamba dalam menjalani siklus kehidupannya di dunia. Sekali lagi, dunia, kehidupannya bersifat maya.

Kehidupan yang baik yang diperoleh penduduk surga, tidak lain karena kebaikan dan amal shalih yang telah mereka tanam ketika di dunia. Maka dunia adalah kampung jihad, shalat, puasa dan infak di jalan Allah, serta medan untuk berlomba dalam kebaikan. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman kepada penduduk surga, artinya :

كُلُوا وَاشْرَبُوا هَنِيئًا بِمَآأَسْلَفْتُمْ فِي اْلأَيَّامِ الْخَالِيَةِ

"(Kepada mereka dikatakan) “Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu (ketika di dunia)”. [Al Haqqah : 24].

Selayaknya kita bersiap diri meninggalkan kampung dunia menuju kampung akhirat dengan selalu menambah simpanan amal kebaikan dan bersegera memenuhi panggilan Allah.

Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu berkata: “Sesungguhnya dunia telah habis berlalu dan akhirat semakin mendekat. Dan masing-masing mempunyai anak keturunan. Jadilah kalian anak keturunan akhirat dan jangan menjadi anak keturunan dunia, karena sekarang kesempatan beramal tanpa ada hisab (peratnggungjawaban) dan besok di akhirat masa perhitungan amalan dan tidak ada kesempatan beramal”. Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu juga mengatakan: “Halalnya adalah dipertanggungjawabkan, dan haramnya adalah neraka”.

Wahai saudaraku kaum muslimin, ingatlah terhadap empat hal : Aku tahu bahwa rezekiku tidak akan dimakan orang lain, maka tenteramlah jiwaku. Aku tahu bahwa amalku tidak akan dilakukan orang lain, maka akupun disibukkannya. Aku tahu bahwa kematian akan datang tiba-tiba, maka segera aku menyiapkannya. Dan aku tahu bahwa diriku tidak akan lepas dari pantauan Allah, maka aku akan merasa malu kepadaNya. [Lihat Manaqib Al Iman Ahmad, Ibnu Jauzi, Maktabah Al Hany, Bab As Siaru, Vol. 11, hlm. 485 dan Wafayat Al A’yan, Op.Cit, Vol. 2, hlm. 27].

Orang yang mengosongkan hatinya dari keinginan dunia akan merasa ringan tanpa beban, total menyongsong Allah dan mempersiapkan diri untuk datangnya perjalanan. Mengosongkan hati untuk dunia yang fana bukan berarti meninggalkan dunia kerja, enggan mencari kehidupan dunia dan tidak mencoba berusaha. Islam sendiri memerintahkan untuk bekerja dan menganggapnya sebagai satu jenis jihad, bila dengan niat yang tulus dan memenuhi syarat amanah dan ikhlas, serta tidak melanggar syariat. (Ummu Ahmad)..

maka dari itu , kita harus bersyukur atas apa yang telah allah stw berikan kpada kita :D



9 komentar:

  1. insya allah mengerti hehe :))
    kenapa lebih memilih judul ini yah??

    BalasHapus
  2. jangan insya allah ath nengs , v harus alias wajib !! hheheehee
    menarik aja , buat d jadiin informasi ,dan buat skedar pengetahuan aja buat temen-temen :))

    BalasHapus
  3. mba-nya ngeshare-nya udah bagus subhanallah,, mba-nya kok gak pake jilbab seyh ayo dong dimulai :) :) insyallah berkah..amin yra :)

    BalasHapus
  4. Maksud Allah menciptakan alam semesta ini kepada umatnya pasti memang begitu. tapi bukankah Allah sbg Dzat yg juga memikirkn alsan lain mengapa kehidupan ini dibentuk selain mencari amal bagi makhluk yg berakal diciptakannya dan senantiasa sadar dan memuji keberadaannya. Dari Allah sendiri. misal robot diciptkn manusia karna dapat mempermudah kerja manusia. apakah Allah kesepian, shg menciptakan boneka berakalnya yg dilepas ke alam liar mengikuti klu dari keberadaannya? saya percaya Allah ada. tak satupun jwbn yg puas bagi saya. apkh saya hrs msuk surga dan bertemu dg Allah mennykn perihal itu? saya hanyalah nano mg buih disemesta ini..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pernyataannya anda sama seperti saya, semoga saya dapat pencerahan dan tidak masuk dalam tipu daya setan

      Hapus
    2. Aku adalah khazanah yang tersembunyi maka kenalilah Aku.

      Hapus
  5. jangan meibaratkan peribaratan allah dengan ciptaan NYA , manusia dikasih akal pikiranyg bebas freewill untuk berpikir ,karena memang dr asal mula adam AS sudah di persiapkan sm allah segala sesuatu nya jangan heran sedangkan nabi MUHAMMAD SAW sudah di lisankan ketika nabi adam turun ke dunia , dan nabi adam menanyakan siapa muhammad itu??"

    BalasHapus
  6. Setelah penjelasan panjang lebar itu, jadi jawabannya apa?
    apa sengaja dibuat muter muter sampe lupa pertanyaannya?

    BalasHapus

apakah kalian mengerti dengan maksud dan tujuan ALLAH SWT menciptakan alam semesta ini dan semua isi nya ???? :))